Rabu, 02 Januari 2019

Kausalitas

Senja sore ini langit begitu merah merayu….. memanjakan rasa lelah setelah sehari beraktivitas. Tidak heran seorang perempuan paruh baya menumpahkan semua rasa lelah itu di sebuah resto dekat kantornya, untuk sekedar menikmati secangkir teh hangat di bawah rona merah langit sore dan teduhnya angin kala itu, berharap amarah yang dibawa dari kantor mereda. Ia memilih tempat duduk yang paling tepi, setelah duduk ada seorang pelayan menghampirinya, memintanya untuk pindah tempat duduk karena tempat itu telah dipesan oleh orang lain sebelumnya. Perempuan itu menjadi geram, sedikit berdebat dengan pelayan tersebut, dengan marah ia terpaksa pindah tempat duduk. Ia pun memesan secangkir teh dan beberapa kudapan, teh hangat yang ingin segera dinikmatinya. Pelayan tersebut dengan senyuman yang selalu menghiasi dan ucapan yang santun meminta perempuan tersebut menunggu sebentar untuk pesanannya. Tidak berapa lama pelayan itu pun terlihat mendekatinya dengan membawa secangkir teh dan kudapan dengan sebuah nampan. Saat pelayan tersebut hendak meletakkan secangkir teh di meja, tiba-tiba tangannya tersenggol oleh pelanggan lain yang sedang berjalan melewatinya, teh itupun tumpah sempurna membasahi lengan baju dan sebagian badan perempuan paruh baya tesebut. Sontak ia berteriak dan marah-marah kepada pelayan tersebut, meskipun dengan wajah penuh penyesalan pelayan tersebut meminta maaf dan akan segera mengganti dengan pesanan yang baru, namum perempuan itu makin marah bahkan memukul pelayan tersebut. Perempuan paruh baya itu akhirnya menemukan pelampiasan atas kekesalannya di kantor, ia datang ke resto tersebut dengan membawa amarah, maka sedikit saja tersulut, menyalalah kobaran amarah tersebut dan yang menjadi pelampiasan adalah pelayan resto yang tidak sengaja menumpahkan teh pesanannya. Perempuan paruh baya itu tidak bisa menahan amarah yang bertumpuk, ia menumpahkan semuanya pada pelayan tersebut, mengumpatnya dengan kasar, mendorong-dorong badannya dan memakinya berkali-kali. Pelayan tersebut hanya tertunduk menerima semua umpatan dan terus memohon maaf atas ketidaksengajaan tersebut. Akhirnya perempuan paruh baya itu berhenti mengumpat setelah pemilik resto melerai dan memohon maaf. Perempuan tersebut tanpa memberi maaf langsung meninggalkan resto dengan mengendarai mobilnya, sementara mulutnya terus memaki dengan lirih. Pemilik resto dengan bijaknya menasehati pelayan tersebut dan berkata “Seharusnya kamu tidak perlu memina maaf berkali-kali kepada pelanggan yang seperti itu, kamu bisa memanggil satpam untuk mengusirnya, resto kita bukan tempat sampah yang orang datang semaunya untuk menumpahkan segala amarah dan kekesalannya disini, kenapa kamu diam saja dan menerima semua sikap buruknya kepadamu?”. Pelayan tersebut hanya tersenyum. Sesampainya di rumah perempuan paruh baya tersebut mendapati anak lelakinya yang baru SMA dengan tubuh memar disana-sini. Anaknya baru saja dicegat preman, karena ia tidak mau menyerahkan dompet dan HPnya maka ia dipukuli, meskipun dompet dan HPnya tetap raib, dirampas oleh preman. Sementara sang pelayan sesampainya di rumah mendapati ibunya sedang menangis, merintih dengan lirih dan penuh syukur, dalam doanya ia selalu menyebut nama anaknya, agar selalu menjadi orang yang baik. Sang anak yang penasaran mengapa ibunya begitu syahdu dengan doa-donya, yang biasanya saat ia pulang ibunya sudah tertidur karena lelah setelah jualan sayur keliling, sang anak pun menunggu dengan sabar sampai ibunya selesai berdoa. Setelah selesai berdoa dan melipat mukenanya sang ibu menemui anaknya yang sedang duduk dibelakangnya. Sang anak mencium tangan ibunya lalu memeluknya dan mengatakan terimakasih karena selalu mendoakannya. Sang ibu lalu bercerita bahwa tadi gerobak sayurnya tidak sengaja menggores mobil seorang pemuda yang sedang parkir di pinggir jalan. Pemuda itu keluar dengan raut muka yang begitu marah dan siap mengumpat pada ibu. Ibu pun langsung minta maaf dan bersedia mengganti rugi tapi dengan dicicil. Setelah beberapa saat, mungkin ia butuh waktu untuk menahan amarahnya, pemuda itu justru memaafkan ibu dan tidak perlu mengganti rugi untuk perbaikan mobil. Saat itu ibu tidak dapat menahan air mata, mengusap rambut pemuda itu dan ibu doakan semoga ia selalu baik kepada semua orang. Pemuda itu pun tersenyum dan membantu ibu menyeberang jalan. Ibu tidak tahu kenapa pemuda itu begitu bersikap baik pada ibu, tidak marah, tidak minta ganti rugi dan justru menolong ibu. Inilah yang ibu sebut kebaikan Tuhan, karena itu ibu selalu mendoakanmu menjadi orang yang baik.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ , وَ مَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًا يَرَهُ
. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan/kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah Ayat 7-8). Inilah yang kemudian disebut sebagai hukum kausalitas atau hukum sebab akibat atau orang biasanya menyebutnya sebagai hukum karma. Lihat pada peristiwa yang terjadi di resto. Seorang perempuan paruh baya berteriak-teriak memaki sang pelayan, memukul dan mendorongnya. Disaat lain anaknya sedang dipukuli oleh preman, anaknya mendapatkan perlakuan yang hampir sama dengan apa yang sedang sang ibu lakukan terhapat pelayan, semua sikap, perilaku, cacian, dan pukulan yang ia arahkan pada sang pelayan langsung berbalik pada sang anaknya. KAUSALITAS…. Sementara sang pelayan yang menerima perlakuan perempuan paruh baya tersebut, meskipun dicaci maki dan dipukul ia terus minta maaf padahal pelayan tersebut bisa saja memanggil satpam dan mengusir perempuan itu, tapi justru ia menerima dengan ikhlas. Disaat lain ibu sang pelayan mendapat perlakuan baik dari seorang pemuda yang mobilnya tidak sengaja tergores oleh gerobak sayurnya. Padahal bisa saja pemuda itu marah-marah dan minta ganti rugi. Perilaku baik yang dilakukan oleh sang pelayan juga langsung berbalik pada perilku yang diterima oleh ibunya, karena sang pelayan menerima dan tetap bersikap baik dengan terus meminta maaf, disaat lain ibunya langsung diterima maafnya oleh sang pemilik mobil. KAUSALITAS….. Mari kita berandai-andai sebentar….. jika saja perempuan paruh baya itu bersikap baik dan memaafkan sang pelayang, maka bisa jadi anaknya tidak bertemu preman saat pulang sekolah. Dan jika saja pelayan tersebut tidak minta maaf pada pelanggannya dan meminta satpam mengusirnya, maka bisa jadi ibunya mendapat marah dari pemuda yang mobilnya ia gores, bahkan bisa jadi harus mengganti rugi kerusakan. Inilah KAUSALITAS Kembali pada peristiwa-peritiwa….. peristiwa preman yang memukul anak SMA, kalau dihubungkan lagi dengan peristiwa lain terkait dengan kehidupan preman, ia juga akan mendapatkan perilaku yang sama, entah langsung berbalik pada dirinya atau pada keluarganya. Sikap Sang pemuda pemilik mobil pun sama, jika dihubungkan lagi pasti akan ada yang terkait dengan sikap yang diterima dari orang lain. Maka setiap peristiwa pasti akan berhubungan dengan peristiwa-peristiwa lain, membentuk suatu mata rantai hubungan sebab akibat. Jika pun kita tidak menerima balasan di dunia, atau kita lolos dari hukuman di dunia, kita tidak akan pernah lolos dari hukuman di akhirat. Sesuai dengan bunyi surat az-zalzalah ayat 7 dan 8, itu adalah janji Allah, dan janji Allah pasti terjadi.
Siapa yang menanam, dialah yang menuai
Kita tidak bisa hidup hanya demi diri sendiri, ribuan benang menghubungkan kita dengan orang-orang di sekitar kita dan diantara benang-benang itu bagai benang saluran simpatik, tindakan kita mengalir sebagai sebab, dan datang kembali kepada kita sebagai akibat(Herman Melville)

Rabu, 05 Desember 2018

Lupa Bersyukur Kawan….?

Suatu hari seorang bayi lahir ke dunia ini, bersamanya ada sebuah bekal potensi yang akan terus berkembang selama hidup di dunia, dengan semua ketersedian fasilitas yang sangat memadai. Awal hidupnya di dunia, samar terdengar suara yang melantunkan asma-Nya, seorang lelaki dengan air mata haru yang terurai di pipinya, dialah ayah sosok pertama yang mengingatkan tentang perjanjian agung yang pernah dibuat antara Tuhan dengannya sewaktu di rahim ibu. Meski selalu saja perjanjian itu terlupakan, dan selalu saja ada ayah, ibu, saudara, teman, guru, atau entah siapapun itu yang mengingatkan kembali tentang perjanjian agung itu. Selama lantunan itu terus berdengung di telingan kanan dan kirinya, bayi itu tak berhenti menangis, mungkin cuma seorang bayi yang memahami kemahabesaran-Nya, mungkin kecemasan tak tertandingi yang dirasakan bayi itu. Dan dengan sentuhan lembut ibu, bayi itu mulai tenang, dia minum dari ibu, mendapatkan suapan pertama juga dari ibu. Begitulah Tuhan menjaga seorang bayi yang baru lahir, disampingnya ada ayah yang siap mendidiknya, ada sesosok ibu yang selalu siap menghapus air matanya. Setiap bayi mendapat bagian dari kasih sayang-Nya, bayi itu termasuk aku, kamu, dia, mereka, kalian, dan semua manusia. Nikmat pertama yang kita dapat adalah kondisi keluarga kita, menangis, tertawa, sedih, bahagia, cemas, tersenyum, kaya, miskin, semangat, putus asa, meraih kesuksesan, kegagalan, kehilangan, berkelahi, beda pendapat, bercanda, cinta, rindu, apapun itu keluarga menjadi tempat mengeluh dan berbagi. Dengan kelengkapan itu semua terkadang manusia lupa dengan Tuhan, padalah semua rasa itu adalah pemberian Tuhan. Kemanakah kita selama itu? Sudahkah kita berterimaksih pada-Nya.
Sumber: http://www.mirifica.net/ Beranjak dewasa ketika manusia sudah mampu berbicara, membaca, mendengar,dan menulis. banyak kata yang keluar darinya, mulai hal yang sederhana sampai pada hal yang kompleks, mulai dari berbicara harian, curhat dengan teman, mengeluh kepada keluarga, berdo’a kepada Tuhan, orasi, ceramah,presentasi, mengajar dikelas, mengomentari pertandingan bola. Namun didalam itu semua manusia sering tidak mengerti bagaimana proser sebuah bunyi itu keluar dari mulut. pita suara bergetar dengan sebuah kontrol yang tidak kita mengerti, lidah menekuk atau melentur ditempat yang sudah semestinya, tekanan udaran yang kita keluarkan dari mutut, sengau hidung yang tidak menghambat keluarnya bunyi, hanya untuk satu huruf saja membutuhkan proses yang begitu rumit. Ketika manusia mampu mendengar, menikmati lantunan musik, melihat pertunjukkan drama dan banyak hal lain yang sering didengar oleh telinga manusia, terkadang kita kagum dengan suara indah sang penyanyi, terpukau dengan ucapan bijak sang penyair. Ya seperti itulah manusia selalu mengagumi apa yang ditulis, dibaca, didengar, dan di ucapkan, tapi sering kali lupa untuk mengagumi bahwa kita bisa menulis, membaca, mendengar, dan berbicara. Begitulah Tuhan memberi nikmat pada manusia dengan membekali keempat kemampuan berbahasa itu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hmm…. Sekarang mari kita lihat pada kehidupan dunia, anda pasti mengetahui Thomas Alfa Adison, seluruh dunia berterimaksih atas penemuan bola lampunya, mengagung-agungkan namanya, dalam sains jasanya takan pernah terlupakan, manusia tinggal membayar listrik tiap bulannya untuk menikmati hasil penemuan Adison. Namun pernahkan kita mengucapkan terimakasih atas penciptaan matahari untuk kehidupan kita? Indahnya bumi bisa kita nikmati dengan adanya sinar matahari, Dia menciptakan bola lampu yang sangat besar untuk manusia, tanpa harus bayar, tanpa pernah mati, matahari juga dilengkapi dengan suhu panas untuh menunjang kehidupan manusia. Belum lagi penemu-penemu lain yang kita kagumi seperti Einsten, Charles Darwin, James Watt, Alexander Graham Bell, Galio Galilie, dan entah siapa lagi yang mendapatkan perhargaan dari manusia atas jasanya. Pencerahan bijak dari Plato, Aristoteles, Socrates yang menjadi dasar pijakan perkembangan ilmu pengetahuan. Di dalam itu semua manusia terhanyut dengan kesombongannya dan salah menempatkan ketundukannya pada ilmu, bukan pada sumber ilmu yang sesungguhnya, Al ‘Aliim.
Sumber: https://www.liputan6.com baca juga tulisan Mencoba Kereta Diesel Rangkas Merak untuk melihat perkambangan revolusi kendaraan darat, dan situasinya Kemudian dalam pertanian manusia selalu bangga dengan bibit unggul hasil pencangkokkan atau perkawinan yang bisa berbuah lebat dan manis, para petani bersuka cita atas panen yang berlimpah. Namum pernahkah kita berfikir siapa yang mengatur itu semua untuk kesejahteraan manusia? Bagaimana bisa mangga dalam satu pohon bisa berlainan warna, berlainan rasa, manis, masam, hambar, mampukah manusia mengatur itu sendiri? Lalu kemanakah selama ini nikmat ini kita sandarkan? Begitu banyak nikmat Tuhan pada kita, sejak kita lahir kedunia sampai nantinya kita mati, tak peduli manusia lupa bersyukur atau tidak, Tuhan selalu menyediakan pangan untuk kita, menundukkan laut untuk kita ambil rizkinya. Bahkan binatang melatapun Dialah yang memberi rizki, lalu bagaimana manusia bisa protes atas kekurangan rizki dari-Nya. Nikmat diberi keluarga yang selalu mendukung kita, diberi teman yang member warna pada kita. Nikmat untuk berekspresi mengungkapkan rasa sedih, bahagia, cemas, takut, senang, dan ekspresi lain yang terkadang kita tak mampu mengungkapkan dengan kata-kata. Nikmat matahari, bulan, bumi, angin. Nikmat potensi manusia. Dan nikmat kehidupan lain yang takan pernah cukup kita tulis. Dan pertanyaan sederhananya adalah mampukah manusia mendustakan nikmat Tuhan? فبايّ ءالآء ربّكما تكذّبان bahkan Tuhan menyebutkan ayat tersebut berkali-kali dalam surat Ar-Rahman, dalam ayat ke 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77. Ya tidak cukup satu kali Tuhan mempertanyakan itu pada manusia. Begitu tersumbatkah hati dan pikiran manusia hingga berkali-kali diperingatkan? Dalam sebuah perumpamaan menyebutkan bahwa perbandingan antara rasa syukur manusia dengan nikmat yang diberikan Tuhan adalah rasa syukur manusia itu baru setetes air dilaut, dan nikmat Tuhan adalah sebanyak lautnya. Catatan ini bukanlah untuk membela Allah, karena Allah tidak perlu dibela. Juga bukan untuk mengagungkan Tuhan, karena Tuhan dengan sendirinya Maha Agung, tak perlu pengagungan dari manusia, dan takan berkurang keagungan-Nya jika kamu tidak mengagungkan-Nya. Bukan Allah yang membutuhkan manusia, tapi manusia yang membutuhkan Allah, bukan Allah yang membutuhkan pengagunganmu, tapi kamu yang butuh mengagungkan-Nya. Bukan Tuhan yang butuh rasa syukurmu, tapi kamulah yang membutuhkan untuk bersyukur pada Allah.
Sumber: https://www.flickr.com

Minggu, 02 Desember 2018

dia.,,, karena dia adalah temanku “Hadapi bukan hindari”

Tentang sebuah mimpi yang masih tersigap dalam ingatanku. Bahwa semua itu ada dalam hidupku namun belum menjadi nyata. Tentang sebuah mimpi yang masih berliku jalannya untuk kutempuh, tersandung, dan kadang kala berujung pada kebuntuan, berbalik arah menjadi jalan yang harus kupilih karena tembok di depan terlalu tinggi untuk kuloncati, terlalu keras untuk ku hancurkan. Memutar arah, berarti butuh waktu untuk kembali kejalan tadi dan mencari jalan yang lain. Ini ada sebuah kesalahan tentang sebuah mimpi yang kususun dalam satu jalan saja. Kerikil, batu, berlikunya jalan, tanjakan dan kebuntuan tak pernah kuperhitungkan sebelumnya, karena aku hanya tau berjalan dan berjalan. Hingga akhirnya aku sering terjatuh dan terjatuh. Tentang sebuah mimpi yang kini mulai usang dalam ingatanku...... mulai tidak mengerti bagaimana harus berjalan lagi di jalan itu. “ah..... biar saja aku berhenti disini”, selalu ada suara-suara yang berusaha mematahkan kakiku untuk berjalan. Dan aku pun lelah untuk mendengar suara-suara itu, hingga kuputuskan menutup telingaku rapat-rapat, tp ternyata tak pelak dari telingaku, hingga suara itu menggema dan tersimpan dalam ingatanku. Seolah seperti hantu yang selalu mengikutiku. Salah..... salah.... harusnya aku tak sekedar menutup telinga, harusnya aku menutup mulut-mulut mereka juga. Menutup mulut mereka dengan sebuah penyelesaian yang baik bukan hanya sekedar menghindari, menyelesaikan apa yang mereka perbincangkan tentang kepincanganku. tak ada pilihan lain untuk menutup mulut mereka adalah dengan aku sembuh dari kepincanganku. Dan kembali melangkah di jalan yang telah kususun kembali, bukan hanya satu arah, tapi banyak cabang di sana, cabang-cabang yang menghubungkan antara mimpi-mimpiku dan tujuanku. Jika nanti jalanku buntu diujung, maka aku punya persimpangan agar aku berbelok arah, bukan berbalik arah dan takan pernah lagi kutemui kebuntuan di jalan mimpiku. Namun suara-suara mereka akan selalu muncul dalam setiap perjalananku, tapi kini aku tak pernah menganggapnya serius, itu hanya batu loncatan ketika aku harus menaiki sebuah tangga, tangga-tangga keberhasilan tentunya. Masih tentang sebuah mimpi yang kini mulai ada pencerah. Dan akan kusambut itu dengan senyuman untuk menyumbat perbincangan mereka dari kepincanganku...... Ternyata dengan tak lagi pincang suara itu mereda.... Dengan selesainya tugasku, suara itupun telah menghilang... Dan akhirnya dengan senyuman, ku songsong masa depanku...... “kepincanganku harus kuselesaikan sendiri dengan bijak” “Bukan menutup telingaku, tapi menutup mulut mereka dengan kerja kerasku” “Bukan menghindari, tapi menghadapi” “Bukan hanya satu arah, tapi banyak arah” “Bukan hanya untuk disimpan sendiri, tapi untuk orang lain” “Bukan hanya satu teman, tapi banyak teman” “Dari semua itu hanya ada yang benar-banar satu...... it’s my God”

Rabu, 05 September 2018

Mempererat Keberagaman Bangsa melalui Bahasa

Keberagaman bangsa Indonesia tidak dapat dipungkiri. Beraneka suku, budaya, agama, ras, dan bahasa menjadi identitas nasional yang dimiliki bangsa Indonesia. Keberagaman ini yang memunculkan semboyan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu jua. Namun, dalam kurun waktu belakangan ini isu keretakan bangsa timbul justru dari keberagaman ini. Konflik muncul karena perbedaan budaya, agama, ras, dan lain-lain. Sejumlah peristiwa mewarnai media massa yang memicu konflik berkepanjangan serta mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satu contohnya adalah peristiwa penghinaan yang dilakukan oleh pejabat dari salah satu etnis tertentu pada agama lain. Permasalahan ini berkembang menjadi isu politik yang berpotensi memecah keutuhan bangsa. Berbicara keutuhan bangsa, tanggung jawab ini tidak hanya dipikul oleh pemerintah, tapi seluruh lapisan masyarakat. Namun melihat usia produktif manusia, maka anak-anak dan orang lanjut usia tidak bisa mengemban tugas ini. Maka tugas ini bertumpu pada para pemuda. Semangat pemuda-pemudi Indonesia inilah yang mampu mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa. Mari kita lihat peran pemuda dalam perjalanan bangsa ini. Tahun 1928 masih dalam masa penjajahan. Para pemuda tergerak dan bertekad untuk mendeklarasikan “Sumpah Pemuda”. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme. seluruh pemuda perlu bersatu untuk mengusir penjajah. Salah satu isi teks sumpah pemuda adalah “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Coba bayangkan kondisi psikologis pemuda saat itu? Pemuda dari suku Jawa yang mayoritas, kenapa mereka tidak memaksa bahasa Jawa menjadi bahasa persatuan? Pemuda dari Sunda, Melayu, Ambon, dan berbagai pemuda dari sukunya masing-masing, kenapa mereka tidak saling memaksakan bahasa daerah masing-masing untuk jadi bahasa nasional? Mereka saling menurunkan ego kesukuan mereka demi persatuan bangsa. Peristiwa sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 menjadi momentum peresmian kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Para pemuda dari berbagai suku bangsa dan budaya secara sadar menanggalkan bahasa daerahnya dan mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hal tersebut merupakan kesadaran berbangsa yang patut diteladani, karena para pemuda mau menghilangkan sekat perbedaan etnis. Inilah yang menjadi cikal bakal perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, ini merupakan unsur ketiga dari isi sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Merupakan penyataan tekad bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia. Tahun 1928 inilah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa Nasional. Penggunaan bahasa Indonesia dapat memupuk rasa kesatuan dan persatuan bangsa dari beragam etnis. Bahasa Indonesia hadir di tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif antar etnis yang menggunakannya. Kehadiran bahasa Indonesia justru dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan. Sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang memiliki latar belakang yang beragam dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia dapat menyerasikan dan menyelaraskan hidup bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetian pada nilai-nilai sosial budaya. Bahkan lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia kepentingan nasional diletakkan di atas kepentingan daerah dan golongan. Latar belakang sosial budaya dan bahasa yang beragam sangat berpotensi menghambat hubungan antardaerah dan antarbudaya. Tetapi dengan hadirnya bahasa Indonesia, suku yang satu dapat berhubungan dengan suku yang lain sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Setiap orang Indonesia apapun latar belakang suku dan budayanya dapat bepergian ke pelosok nusantara dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan demikian bahasa Indonesia telah menjalankan fungsinya sebagai bahasa persatuan Bahasa Indonesia dalam pembangunan nasional memiliki peran penting. Dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia berdamping dengan bahasa daerah sebagai alat komunikasi yang efektif. Bahasa Indonesia telah mampu digunakan sebagai wahana atau piranti untuk membangun kesepahaman, kesepakatan, dan membangun persepsi yang sama demi kelancaran dan pembangunan masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Bahasa Indonesia dalam perkembangannya telah teruji keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan maupun bahasa resmi negara. Gejolak yang mengancam kerukunan dan kesatuan bangsa, bukanlah bersumber dari bahasa Indonesia. Justru hingga kini, bahasa Indonesia menjadi perisai pemersatu. Sebagai pemuda penerus bangsa di era sekarang haruslah kita bijak dalam memaknai ulang peristiwa sumpah pemuda, terutama terkait dengan bahasa. Dengan bahasa kita bisa berkomunikasi, dengan bahasa kita bisa bersatu, dengan bahasa pula kita mampu berjuang lewat tulisan maupun lisan. Sebagai pemuda jangan pernah lupa bahwa “Bahasa menunjukkan bangsa”

Selasa, 19 September 2017

RPS Bahasa Indonesia

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Universitas
:
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Fakultas
:
Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan
:
Ekonomi Syariah
Program Studi
:


Mata Kuliah
:
Bahasa Indonesia
Bobot/Sks
:
2 Sks
Kode Mata Kuliah
:

Sifat
:
Wajib
Pra-Syarat
:

Semester
:
Gasal, 2017/2018
Periode Kuliah
:
Agustus  2017- Januari 2018
Jumlah Pertemuan tatap muka
:
16 Kali, @ 100 Menit
Jadwal Kuliah
:
Senin, 07.30-09.10, 09.10-10.50, 12.30-14.10, 14.10-15.50
Selasa, 07.30-09.10, 09.10-10.50
Jumat, 07.30-09.10, 09.10-10.50
Ruang
:

Dosen Pengampu
:
Di’amah Fitriyyah. M. Pd





A.     TUJUAN
Mata kuliah Bahasa Indonesia ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa tentang dunia kebahasaan dalam ruang lingkup ilmiah. Di samping itu juga, mahasiswa diberikan pengetahuan dan latihan tentang kemampuan menulis dan berbicara sesuai dengan kaidah dan situasinya. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui seluk-beluk bahasa yang digunakan sehari-hari serta mampu menulis karya tulis ilmiah dan berbicara di depan umum yang bersifat akademik.

Di sisi lain, mahasiswa juga diharapkan mampu mengenali sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia, ejaan, menulis paragraf, menulis esai, daftar pustaka, kutipan, dan diksi atau pilihan kata.

B.     DESKRIPSI
Bahasa Indonesia merupakan mata kuliah dasar yang wajib diikuti oleh mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar yang sekarang disebut MPK yang ditujukan untuk mengembangkan aspek kepribadian mahasiswa sebagai individu dan masyarakat.

Mata kuliah ini membahas (1) sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa Indonesia, (2) ejaan yang disempurnakan, (3) kalimat efektif, (4) paragraf dan jenis-jenisnya, (5) menulis paragraf, (6) makna kata (7) kutipan, (8) daftar pustaka, (9) diksi atau pilihan kata, (10) jenis-jenis tulisan, dan (11) berbicara akademik.

Adapun indikator keberhasilan perkuliahan ini dilihat dari tugas-tugas mahasiswa baik individu maupun kelompok. Dalam aspek menulis dapat dilihat dari tugas mahasiswa yang meliputi: (1) menulis paragraf, (3) praktik menulis kutipan, (4) praktik menulis daftar pustaka, dan (5) menulis artikel. Indikator pada aspek berbicara dapat dilihat pada saat mahasiswa berkomunikasi selama proses pembelajaran, serta saat menjelaskan isi artikel, maupun saat berdiskusi. Indikator pada aspek kognitif (pengetahuan) dilihat dari hasil mid/uas yang mencakup materi

C.     CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI (PROGRAM LEARNING OUTCOME)
1.    Mampu memahami aturan penulisan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta memahami aturan berbicara akademik.
2.    Mampu menerapkan aturan penulisan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar ke dalam karya ilmiah, serta mampu berbicara secara akademik.

D.     CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (COURSES LEARNING OUTCOME)
1.      Mampu menjelaskan sejarah, kedudukan, ragam, dan fungsi bahasa Indonesia
2.      Mampu menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
3.      Mampu menggunakan kalimat efektif
4.      Mampu menulis  paragraf dan jenis-jenisnya
5.      Mampu memahami makna kata
6.      Mampu menulis kutipan
7.      Mampu menulis daftar pustaka
8.      Mampu menjelaskan diksi dan pilihan kata
9.      Mampu memakai penggunaan bahasa
10.  Mampu membuat topik tulisan dan menulis dalam kerangka karangan
11.  Mampu menerapkan berbicara akademik (Public Speaking)

E.     BAHAN/SUBSTANSI KAJIAN
1.      Sejarah, kedudukan, ragam, dan fungsi bahasa Indonesia
2.      Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
3.      Kalimat efektif
4.      Paragraf dan jenis-jenisnya
5.      Makna kata
6.      Kutipan
7.      Daftar pustaka
8.      Diksi dan pilihan kata
9.      Penggunaan bahasa
10.  Topik tulisan dan menulis dalam kerangka karangan
11.  Berbicara akademik (Public Speaking)

F.      STRATEGI (KEGIATAN PEMBELAJARAN)
Pembelajaran akan dilakukan dengan strategi student active learning. Dosen akan mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk  aktif mencari dan menemukan berbagai konsep yang harus dikuasai. Untuk memenuhi kondisi tersebut, ada 4 kegiatan utama yang akan dilaksanakan dalam perkuliahan:
1.    Presentasi (penyajian) materi oleh dosen. Dosen mempresentasikan materi di 2-3 kali pertemuan pertama. Materi yang dipresentasikan adalah kontrak kuliah, garis besar keseluruhan konsep/materi yang akan dipelajari dalam satu semester. Pembagian tugas (individu dan kelompok) juga diinformasikan dan disepakati pada pertemuan ke-1 sampai dengan ke-2.. Pada setiap diskusi kelas dosen juga mempunyai kewajiban untuk menyajikan paparan sebagai klarifikasi dan sekaligus penguatan terhadap konsep/materi yang dibahas dalam diskusi kelas.
2.    Penugasan. mencakup penugasan membuat artikel dan resume
3.    Diskusi kelas. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk presentasi hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas. Pada setiap akhir diskusi kelas, dosen harus memberikan presentasi untuk mengklarifikasi materi yang dibahas dalam diskusi.
4.    Teleconferences. Pada saat perkuliahan tatap muka tidak dapat dilangsungkan karena suatu alasan. Pembelajaran dapat dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh,

G.    TAGIHAN
Ada 3 tugas (sebagai tagihan) yang harus dikerjakan dan diserahkan oleh mahasiswa, selama mengikuti perkuliahan, yaitu:
1.      Membuat artikel atau esay. Setiap mahasiswa diwajibkan membuat topik tulisan dan menulis artikel atau esay.
2.      Membuat resume/tugas tulis. Setiap mahasiswa diwajibkan membuat ringkasan materi tiap pertemuan.
3.      Membuat penilaian presentasi. Pada setiap presentasi setiap kelompok membuat penilaian penyajian presentasi dengan format yang sudah disediakan.

H.    PENILAIAN
Aspek-aspek yang akan dinilai untuk menentukan nilai akhir dalam perkuliahan adalah:
1.      Tugas membuat artikel/esay  kelompok                       15%
2.      Performance presentasi                                                15%
3.      Ujian tengah semester                                      15%
4.      Ujian akhir semester                                        20%
5.      Tugas resume                                                   25%
6.      Kehadiran                                                        10%

I.       PERATURAN (TATA TERTIB)
1.        Mahasiswa hadir dalam perkuliahan tatap muka minimal 80% dari jumlah pertemuan ideal. Setiap mahasiswa harus aktif dan partisipatif dalam perkuliahan.
2.        Dosen dan Mahasiswa tiba di kelas tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan/disepakati.
3.        Ada pemberitahuan jika tidak hadir dalam perkuliahan tatap muka.
4.        Selama perkuliahan berlangsung, HP dalam posisi off atau silent.
5.        Meminta izin (dengan cara mengangkat tangan) jika ingin berbicara, bertanya, menjawab, meninggalkan kelas atau keperluan lain.
6.        Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/gangguan/kerusakan dalam kelas.
7.        Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma lainnya.
8.        Mahasiswa wajib mematuhi semua aturan fakultas dan universitas.

J.      SUMBER (REFERENSI)
1.         Uyu Mua’awwamah. 2015. Bahasa Indonesia 1. Depok: Madani Publishing
2.         Ainia Prihantini. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B First
3.         Finoza, Lamuddin. 2003. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia
4.         Alex dan Achmad H.P. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
5.         Sugihastuti & Siti Saudah. 2016. Buku Ajar Bahasa Indonesia Akademik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
6.         Khaerudin Kurniawan. 2016. Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi. Bandung. PT Refika Aditama
7.         Yushinta Eka Farida.2016. Buku Ajar Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
8.         Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
9.           
10.     Ida Bagus Putrayasa. 2010. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT Refika Aditama
11.     Akhadiah, S.dkk. 1997. Pembinaan Keterampilan MenulisBahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
12.     Alwi, dkk.2003. tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustakass.
13.     Arifin. 2002. Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
14.     Gorys Keraf. 1996. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah
15.     Pusat Bahasa. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta
16.     Referensi lain yang relevan.


                                                                                                Serang, 9 Agustus 2017
                                                                                                Dosen Pengampu,



                                                                                                Di’amah Fitriyyah, M. Pd
                                                                                                NIP: 19870306 201503 2 003


SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Pert.ke
(tgl.)
Capaian Pembelajaran
Substansi Kajian
(materi)
Kegiatan
(Strategi/metode)
Indikator
Alokasi waktu
Sumber dan Media
Tagihan/
Penilaian
1
Tgl......
Mahasiswa memiliki pemahaman tentang tujuan, ruang lingkup materi, strategi dan evaluasi perkuliahan (memahami dan menyepakati kontrak kuliah).
Kontrak dan orientasi perkuliahan:
membahas tujuan, materi, strategi, sumber dan evaluasi, tugas dan tagihan dalam perkuliahan.

Dosen menyajikan dan mendiskusikan kontrak kuliah (RPS) bersama mahasiswa.

RPS dishare kepada mahasiswa.

Membagi dan menyepakati tugas.
1. Mendeskrispikan komponen-komponen RPS
2. Mendeskripsikan Satuan Acara Perkuliahan
3. Menganalisis kontrak perkuliahan
4. Menyetujui kontrak perkuliahan
100
·  RPS.
·  Laptop, LCD
·  Literatur yang akan digunakan

2
Tgl......
Mampu menjelaskan sejarah, kedudukan, ragam, dan fungsi bahasa Indonesia

Sejarah, Kedudukan, ragam, dan Fungsi Bahasa Indonesia
Interactive lecturing, diskusi, dan Tanya jawab
1. Menjelaskan sejarah bahasa Indonesia
2. Menjelaskan kedudukan, ragam, dan fungsi bahasa Indonesia
100
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT
.
3
Tgl......
Mampu menggunakan EYD dalam penulisan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

1.    Ejaan yang disempurnakan

2.    Pemakaian huruf dan penulisan kata
3.    Penulisan singkatan
4.    Pemakian tanda baca
5.    Penulisan angka dan lambang bilangan

Praktik menulis sesuai EYD

Menggunakan EYD dengan baik dan benar dalam penulisan meliputi pemakaian huruf dan kata, singkatan, tanda baca, angka dan lambang bilangan.
100
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT

·   Resume materi EYD
4
Tgl......
Mampu menggunakan kalimat efektif

Kalimat Efektif
·  Menganalisis kalimat, praktik menulis kalimat efektif

Menganalisis kalimat, dan menggunakan kalimat efektif dalam penulisan
100
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT

·    Tugas Menulis
5
Tgl......
Mampu membedakan jenis-jenis paragraf dan mampu membuat paragraf yang baik dan benar.
Paragraf dan Jenis-jenisnya
·  Menganalisis paragraf, dan menulis paragraf
Menulis jenis-jenis paragraph dengan baik dan benar
100
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT

·   Tugas menulis
6
Tgl......
Mampu memahami makna kata

1.        Pengertian kata
2.        Membedakan kata umum dan khusus
3.        Mengartikan makna kata
4.        Membedakan sinonim, hiponim, dan antonim.
·  Menganalisis kata dan makna kata

Menganalisis makna kata meliputi kata umum dan khusus, sinonim, hiponim. Antonym,  mengartikan makna.
100
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT



·   Tugas Menulis
7
Tgl......
Mampu memilih kata dengan tepat sesuai situasi dan kondisi

Diksi dan Pilihan kata
·  Menganalisis pemilhan diksi, dan praktik menulis

Menulis dengan pilihan kata yang tepat
100
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT



·   Tugas Menulis
8
Tgl.....


Ujian Tengah Semester


100


9
Tgl......
Mampu menulis cara pengambilan kutipan dalam buku dan lainnya.
Mampu menulis daftar pustaka

Penggunaan bahasa
1.    Tehnik pengutipan
2.    Jenis-jenis kutipan
3.    Catatan kaki/ footnote
4.    Teknik penulisan daftar pustaka

·  Praktik menulis kutipan dan daftar pustaka

Menulis kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka dengan benar
100
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT

·   Tugas Menulis
10
Tgl......
Mampu menentukan topic tulisan dan menulis dalam kerangka karangan
1.    pemilihan topik
2.    judul.
3.    bahan penulisan
4.    pola kerangka karangan

·  menganalisi topic tulisan dan membuat tulisan

Membuat tulisan dalam satu topik
100
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT

·   Tugas Menulis
11
Tgl......
Mampu memahami jenis-jenis tulisan

Jenis-jenis Tulisan
-Tulisan Ilmiah
-Tulisan Semi-ilmiah
-Tulisan Populer
·  Menganalisis dan menulis

Menganalisis dan menulis karya ilmiah
100’
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·   Tugas Menulis
12
Tgl......
Mampu membuat artikel atau esay


1. Menyusun paragraf pembuka
2. Menyusun paragraf isi artikel/esay
3. Menyusun paragraf penutuf
·  Diskusi kelas.
·  Presentasi dan klarifikasi materi oleh dosen.

Menulis artikel/esay
100’
·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT

·   Tugas Menulis
13
Tgl….
14
Tgl…
15
Tgl......
Mampu berbicara akademik

Berbicara Akademik (Public Speaking)
·  Diskusi kelas.
·  Presentasi dan klarifikasi materi oleh dosen.

Berbicara akademik dengan baik dan benar
100’

·      Buku (lihat di sumber referensi)
·      Koran, jurnal, majalah, dll
·      Laptop, LCD
·      PPT
·   Makalah kelompok.
·   Bahan presentasi (PPT).
·   Membuat summary.
16
Tgl......


Ujian Akhir Semester


100





Kausalitas

Senja sore ini langit begitu merah merayu….. memanjakan rasa lelah setelah sehari beraktivitas. Tidak heran seorang perempuan paruh baya men...