Diusiaku yang masih kecil, kehijuaan alam terasa sangat dekat,
ia menumpahkan ceriaku dalam sebentuk keindahan yang natural. Angin pagi
yang menggodaku setiap pagi seolah mengajakku untuk segera bergegas
menyambut cahaya mentari yang mulai menerobos celah ranting dan daun
yang masih menyisakan embun bening diunjungnya. Titik-titik embun itupun
mulai menjatuhkan dirinya ke tanah kering untuk sedikit mengobati
dahaga sambil menunggu hujan benar-benar membasahinya. Suara deburan
ombak pantai memecahkan keheningan pagi, ia adalah musik penyemangat
dalam sepi. Kuncup bunga-bunga di taman pun mulai bermekaran menatap
mengikuti laju putaran matahari, paduan warna-warninya semanis permen
lollipop pemberian ayah. Ya………… sayang sekali kalau harmoni pagi
terlewatkan hanya dengan ekspresi yang datar. Dan…………. Akhirnya kuawali
pagiku yang menakjubkan ini dengan senyum simetri…………….
Perlahan matahari mulai meninggi, peluhku pun menetes dalam teriknya,
perlahan menguras energi semangat pagi. Alam mulai disusupi suara bising
kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik, polusi udara kini mulai
menyesakkan dadaku. Kesejukan hembusan angin selalu kuharapkan menghapus
peluhku, seiring kulihat awan putih yang bergelombol membentuk suatu
gambaran abstrak dan terus berjalan terbawa angin lalu menghilang.
Tajamnya biru yang memenuhi langit membuatku jatuh cinta padanya, pada
warna yang memberi keindahan hati ditengah panasnya siang yang
menggeliat. Sentuhan biru langit adalah lukisan nyata yang sama sekali
berbeda dengan hijaunya alam.
Merasakan tekanan udara sore
dalam genggaman tangan yang kurasakan lewat benang layang-layang seolah
membuatku ikut menari-nari dalam irama gerak angin yang teratur.
Perlahan mataharipun siap bersembunyi menutup hari, birunya langit
terbias dalam rona merah langit sore. Burung-burung mulai pulang
keperaduan. Matahari pun akhirnya dengan sempurnya menutuh indahnya
hari,…. WOU…….UOW………. sunggung harmoni alam yang sanggup menghipnotis
mata, mendiamkan kata, dan membisukan suara manusia. Bagiku inilah
keindahan hidup dalam terangnya siang di bawah matahari tanpa kelabunya
langit.
Diusiaku yang beranjak dewasa, keheningan malam
merasuk dalam sepinya hati dari saing. Kelip kunang di taman mengganti
warna-warni bunga yang kembali kuncup, remang sinar bulan menyejukkan
mata dari silaunya matahari siang. Seperti kedip mata yang merayu,
kerlip bintang menggodaku nikmati suasana malam, kerlipnya seolah
beririgan dengan gemericik air sungai. Rasi bintang-bintang mencuri
perhatianku dari semua keindahan yang ada. Simbol segi lima yang
bersinar memenuhi langit malam, memaksa mataku untuk tidak ingin
terpejam. Melihat bintang dengan lebih dekat selalu menjadi mimpiku,
bintang yang mampu memanjakan rasa lelahku, bintang pun telah
mengingatkanku tentang harapan ayah padaku. Secangkir bintang dalam
dahaga kerinduan tentang ayah menjadi pelipur dalam laraku. Dan semakin
ingin ku lihat bintang lebih dekat………….. hmm….. itu bintang atau kamu
yang ingin kulihat lebih dekap, itu bintang atau kamu yang ingin
kugapai, itu bintang atau kamu yang kadang muncul dalam gerimis, itu
bintang atau kamu yang menyimpan aura ayah, itu bintang atau kamu yang
bersinar di waktu malam……. Itu bintang atau kamu…………..
Masih
dalam usiaku yang beranjak dewasa, ketika kubisa melihat bintang lebih
dekat, ketika kugapai bintang itu, ketika kurasakan keberadaan aura ayah
pada kerlip bintang, dan ketika mimpi itu jadi nyata dihidupku,
ternyata semua salah dan tak seindah mata memandang, tak seindah hati
merasakan…………. Bahwa yang benar adalah bahwa bintang itu hanya indah
bila dilihat dari jauh, tidak dari dekat, tidak untuk dimiliki………. Bahwa
bintang itu hanya indah jika dilangit, tidak dibumi. Bahwa ada jarak
menjadikan bintang itu indah, dan…….tidak selamanya dekat itu indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar