Minggu, 25 Maret 2012

Jadikan buah lemon
Minuman yang manis

            Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan, sedang orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda.
          Ketika Rosulullah SAW di usir dari Mekah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah kota yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah.
          Ahmad bin Hambal pernah dipenjara dan dihukum dera, tapi karenanya pula ia menjadi imam salah satu madzhab. Ibnu Taimiyah pernah dipenjara tetapi justru diperjara itulah ia banyak melahirkan karya. Assaraksi pernah dikurung didasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi ditempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak 20 jilid. Demikian halnya dengan Ibnu Jawzy ia pernah diasingkan dari Bagdad, dan karena itu ia menguasai qirrah sa’bah. Malik bin Amraib adalah penderita penyakit mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman abbasiyah. lalu ketika semua anak Abi Zu’aib al-Hudzali, mati meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyian-nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.
          Begitulah ketika tertimpa musibah, anda harus melihat sisi yang paling terang darinya. Ketika seseorang memberi anda segelas air lemon, anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah seekor ular ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian tubuh yang lain. Ketika disengat kalajengking, ketahuilah bahwa sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh anda dari bahaya bisa ular.
          Kendalikan diri anda dari bahaya atau kesulitan yang anda hadapi! Dengan begitu anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan melati yang harum kepada dunia, terutama orang-orang yang menyayangi anda.
          Sebelum terjadi revolusi besar di Prancis, konon negara itu pernah memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang darinya sangat optimis dan salah seorang lagi pesimis bahwa revolusi dan perubahan akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepalanya melalui sel-sel jeruji. Hanya saja sang optimis selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap dilangit, dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Sedangkan sang pesimis, ia selalu melihat kearah bawah dan hanya melihat tanah hitam di depan penjara, da kemudian menangis sedih.
          Ketika keasaman hidup menyapa, dan anda tidak bisa untuk tidak meminumnya, maka lebih baik anda menambahkan gula atau madu untuk menetralisir rasa asam. Lemon yang terasa asam itu bisa anda campur dengan teh atau air lainnya,….. lemon tea…..
          So……. Tinggal bagaimana anda meracik keasaman dalam hidup menjadi hal yang manis. Ketika keburukan terjadi tambahkanlah sedikit senyum sebagai pemanis, jika sedih yang anda rasakan berilah tawa didalamnya, jika pesimis yang anda rasakan berilah sedikit semangat untuk membangun rasa optimis, jika kegagalan yang anda hadapi maka siapkanlah langkah suksesmu berikutnya, dan kembalilah melangkah menggapai mimpi.
          Begitulah, sebaiknya anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu, sebab belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah harapan jalan keluar serta pahala. Maka jadikanlah lemon itu minuman yang manis. Semanis senyummu pada dunia……….(^_^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kausalitas

Senja sore ini langit begitu merah merayu….. memanjakan rasa lelah setelah sehari beraktivitas. Tidak heran seorang perempuan paruh baya men...