Setiap keluarga berdamping dengan masalah
(bagian 2)
Setiap keluarga berdamping dengan
masalah. Kadang masalah itu menjadi pemicu pertengkaran, merenggangkan hubungan
keluarga. Tidak hanya keluargamu saja, semua keluarga pasti punya masalah,
entah itu tentang ekonomi yang pas-pasan, pendidikan yang rendah, masalah
keyakinan, beda pendapat, masalah perjodohan yang sering diperdepatkan. Ibu,
ayah, kakak, adik, dan aku pun mungkin saja sering adu mulut karena
mempertahankan ego masing-masing. Masalah bisa saja timbul karena keluarga itu
sendiri, kadang juga karena keterlibatan keluarga lain.
Kamu yang selalu mengeluh tentang
masalah dikeluargamu yang kamu limpahkan kesalahan seolah padaku. Kamu pun
pernah menjadi sumber masalah bagi keluargaku. Tapi rasanya tak bijak jika aku
selalu menyalahkanmu. Bukan kamu, pun bukan aku yang menjadi pemicu masalah
ini. Semua itu hanya sentilan dari Tuhan yang sedang mengingatkan kita, karena
selama ini mungkin sujudku terlalu miskin makna, sujud yang hanya sebatas
ritual. Ya…. Dengan cara-Nya itu, Dia mengingatkatku yang sedang lalai dengan
ibadahku sendiri, dengan kebutuhan batinku yang selama ini kering menyebut
asma-Nya.
Masalah yang semakin memuncak, air
mata yang mulai mengering, menguras semua emosi yang ada, dan keluar dalam
bentuk kemarahan, protes kepada Tuhan, dan seolah ini tak adil bagiku dan
keluargaku. Bukankah kami selama ini taat pada-Mu Tuhan, bukankah selama ini
kami menjalankan perintah-Mu Tuhan…. Tapi kenapa masalah itu datang,
menghancurkan semua rencana indah kami di masa depan, rencana yang sudah
tertata rapi tiba-tiba menjadi berantakan, seperti rangkaian mutiara tanpa
ikatan. Kenapa….. dan selalu berakhir dengan sebuah tanya yang belum terjawab…
Sampai suatu saat kami pun mengerti
kenapa semua masalah itu terjadi….. seiring berjalannya waktu kami pun
menemukan satu-persatu jawaban atas masalah kami. Semua memang bersumber dari
kami sendiri, karena kami lalai dengan rasa kesyukuran kami pada Tuhan, hingga
Dia mengingatkan kami dengan sebuah “kehilangan, sedikit ketakutan, dan rasa
lapar”. Tapi Dia selalu memperbaiki semua yang retak dengan cara-Nya yang unik,
itu saja kalau kami mau. Perlahan dan pasti Dia menunjukkan pada kami banyak
pelajaran tentang hidup, tentang arti sebuah kesyukuran, tentang indahnya berbagi,
tentang manisnya iman.
Dan benar tentang arti sebuah pepatah,
“siapa yang menanam, dialah yang menuai” jika keluargamu sedang menghadapi
masalah mungkin karena engkau lupa tentang berbagi, atau mungkin tanpa sadar
kamu pernah menyakiti hati orang lain. Jadi sebelum menyalahkan orang lain,
lebih baik intropeksi terlebih dahulu, apa yang salah, apa yang kurang selama
ini.
Dan …. Yakinlah setiap keluarga tidak
hanya berdampin dengan masalahnya masing-masing, tapi disisinya juga ada
penyelesaiannya masing-masing. Setiap penyakit pasti ada obatnya, setiap masalah
pasti ada jalan keluarnya, karena Tuhan memang menciptakan semua hal dengan
berpasang-pasangan. Agar manusia banyak belajar dari situ. Ada hitam, ada
putih. Ada wanita, ada laki-laki. Ada sahabat, ada musuh. Ada kiai, ada
pelacur. Ada orang jenius, ada orang down sindrom. Ada kalah, ada menang. Ada siang,
ada malam. Ada salah, ada benar. Ada cinta, ada benci. ada kebersamaan, ada
kesepian. Ada pertemuan, ada perpisahan. Ada hidup, ada mati. Itu semua
diciptakan Tuhan bukan tanpa sebab, tak lain adalah agar manusia menghargai
sebuah senyum, ketika sudah merasakan tangis, mensyukuri kekayaan karena ada
kemiskinan. Adanya pelacur membuat manusia belajar tetang menghargai diri
sendiri. Adanya kehilangan agar manusia belajar arti sebuah kepemilikan.
“kenapa orang2 baik sering kali hidupnya
sengsara dan ga kaya? Karena Tuhan tahu kadar mereka, bisa jadi dalam kondisi
itulah mereka lebih dapat mensyukuri hidupnya, dan bisa jadi ketika Tuhan
memberikan kesenangan pada mereka, mereka akan lupa hakikat hidup, dan arti
kesyukuran. Tuhan ingin memberikan pelajaran yang banyak dari kesyukuran itu
daripada hanya menganugerahi banyak kesenangan tanpa banyak pelajaran (Mario teguh)”
“Kalau kita mau sedikit saja merenung, ternyata
banyak keajaiban Tuhan di dunia ini maupun diantara kehidupan kita. Jika saja
kita mau, Dia selalu menunjukkan betapa Dia Maha Penyayang, (nayla en-najma)
“Tuhan….dengan cara-Nya sendiri yang unik,
memperbaiki semua yang retak, (DhieFie Syahida)”
“boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu
baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu.
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (al-Baqarah:216)”
Memory
@eidelwis Yogyakarta, 22 November 2012
Dedicate
for my friend
Octavian
Muning Sayekti
By
Dhie
Fie Syahida